Pernah terpikir, kira-kira tanaman apa yang cocok untuk kebun ini. Tanaman yang awet dan manfaat. Akhirnya kami putuskan untuk tanam pepaya. Ya, pepaya adalah tanaman yang awet bisa tahunan, yang penting pupuk dan airnya. Buahnya juga manteb, kalau memang itu bibit pepaya yang bagus.

Kami langsung pilih bibit pepaya jinggo. Untuk persiapan tanamnya, kata Penjaga Toko Bibit Kranji. Direndam dulu selama 3 hari, kemudian baru disemai. 

Kami praktekkan nasihat dari penjaga Toko itu. Alhamdulillah tumbuh daun-daun kecil pepaya. Kami siram dan rawat selama 1 bulan di dalam pot tray. Pot itu kami pinjam dari cak setir.

Selama satu bulan, tanaman itu ternyata awet. Awet kecil, tidak menjadi besar. Karena sudah terlalu lama, kami akhirnya putuskan untuk langsung tanam di kebun Green House Aqil Kumariyah. 

Saat menanam memang sangat kecil sekali, ada sekitar 12 bibit yang berhasil kami bawa. Karena begitu kecil ukurannya, kami tanam sesuai dengan jarak tanam lombok, hampir 1 meter lebih sedikit jarak antar pohon. Saya beranggapan bahwa tanaman itu kemungkinan tidak berhasil, paling ada yang mati. Jadi tanam kerep atau dekat-dekat saja nggak papa.

Tak dinyana. Atas kehendak Allah yang Maha Kuasa. Tanaman itu tumbuh semua. Tinggi dan membesar. Setelah itu, kami tunggu buahnya, dan ternyata setelah kami petik dan nikmati. Hemm... rasanya sangat nikmat. Benar-benar "kates jinggo" begitulah kita menyebutnya. Tidak sia-sia kita menanamnya sehingga sampai sekarang bisa dinikmati bersama. 

Dari dua belas pohon, yang tumbuh dan berbuah ada 4 pohon, sisanya ukurannya masih kecil, kemungkinan karena rebutan makanan, sehingga tidak dapat jatah. Karena jarak antar pohon terlalu dekat. Dan begitulah, orang-orang yang lewat menyebutnya, itu terlalu dekat. Tapi bagi saya, tak apa, kan uji coba. He.he.. Masih untung bisa berbuah. Yups.

Kemarin, kita ke alas, dan ternyata ada salah satu pohon, karena buahnya banyak dan besar-besar. Kemungkinan, kalaut tidak dirusak orang, besar kemungkinan kena angin atau apalah, mungkin pohon yang kecil itu terlalu berat untuk menahan bobot buah yang begitu besar dan banyak. Dan akhirnya P-A-T-A-H.

Tapi itu kan kehendak Allah, tak apalah. Buahnya tetap kami bawa pulang untuk dijadikan sayur atau acar. "Barangkali ada yang minta, kates enom," kata emak.

Hemm emak memang selalu punya cara untuk mengambil hikmah dari setiap musibah.

Patah kena angin, tidak kuat menahan bobot
buah yang besar dan banyak.