Kembangkan sayapmu..
Kepakkan dan terbanglah..
Terbanglah bebas diangkasa..

Engkau boleh melayang-layang..
Melihat-lihat kondisi umat yang membutuhkan petuahmu.


Petuah-petuah hangat
Yang mampu meredam permasalahan mereka.
Petuah yang benar-benar petuah
Yang mampu menghilangkann dahaga mereka

Mereka belum butuh ceramahmu
Mereka belum butuh materi da’wahmu
Mereka belum butuh nasihat-nasihat agamamu
Mereka belum butuh nyanyian-nyayian ayat sucimu.

Mereka mau melihat dulu sikapmu
Mereka mau lihat dulu bagaimana kamu berjalan diantara mereka.
Mereka mau duduk bersamamu
Mereka mau  engkau mendengarkan permasalahan mereka

Yang selama ini mereka nantikan adalah
Juru selamat yang mampu mengubah cara pandang mereka
Juru selamat yang mampu mengangkat harkat, derajat dan kedudukan mereka.
Juru selamat yang menenangkan hati jika mereka larut dalam kegundahan dan kesedihan.

Bukan orang yang membawa peci dan baju koko yang serba putih
Bukan pula sajadah yang disanggul di bahu
Bukan juga kitab yang maknanya saja tidak mengerti.

Meski kau lantunkan ayat-ayatmu mereka tidak akan berbalik arah
Meski kau baca sepanjang malam, mereka tetap dalam keadaan mereka

Kawan…
Mereka belum paham apa yang kau pahami
Kau makan bangku sekolah, sedangkan mereka makan bangku sawah
Kau pegang pensil dan buku, sedangkan mereka pegang cangkul dan bambu
Kau tawarkan janji-janji surga, mereka akan tawarkan gabah dan lada
Kau takut-takuti neraka, mereka akan tunjukkan engkau weden sawah

Kawan…
Beri kesempatan mereka untuk berbicara
Mereka sudah cukup banyak mendengar khutbah-khutbah
Mereka ingin kau mendengarkan keluhannya.
Cukup kau mendengarkan, meski kau tidak mampu menyelesaikan.
Baginya itu sudah menentramkan hati mereka.

Selanjutnya baru kau bisa bersikap
Sesuai dengan  kebutuhan mereka
Bukan sesuai dengan kebutuhanmu yang tidak mereka butuhkan.

Kadangkala kita juga harus belajar mendengar
Mendengar lebih banyak dari apa yang mustinya kita dengar.

Paciran, 15 Oktober 2009