Masalah cuci motor. Dulu selalu bayar 10rb atau 15rb. Kini masalah itu telah tuntas. Berkat istri sholihah. Selasa, 8 Mei 2018

Jangan ditanya bagaimana dia bekerja, jangan ditanya bagaiman keta'atannya, dan jangan ditanya bagaimana kesabarannya. Saya sendiri juga tidak bertanya. Lebih tepatnya tidak berani bertanya. Pertanyaan itu selalu saya rubah menjadi bentuk syukur kepada Allah SWT.

Mulai dari menjadi kuli bangunan, ketika membangun tembok rumah. Dinding bambu (gedek) sudah mulai dimakan rayap. Dia sudah siap. Angkut pasir, semen, dan aduk, menjadi bahan bangunan yang siap dipakai. Melayani tukang, yang merupakan mertua sendiri.


Mulai dari ketaatannya menuruti perintah suami,sampai dengan mencuci sepeda motor suami. Semanya dikerjakan tanpa ada paksaan dan perintah. Murni dari hati nurani paling dalam.

Mulai dari kebarannya dalam merawat dan mendidik anak. Luar bisa hasilnya, sang anak sudah bisa pandai ini itu, yang nota bene, baru berumur tiga tahun setengah.





Sekarang dia sudah mencuci sepeda motor, pondok. Sepeda yang kesana kemarin, dipakai untuk mengantarkan jalan-jalan, mencari refreshing. Sekarang sepeda ini sudah kinclong, bersih rapi dan licin.

Ini semua untuk suami, untuk kelancaran suami bekerja. Dia ridlo dengan suaminya dan suaminya pun ridlo dengannya. Semoga Allah meridhoinya. Amiin.

“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim no. 1467).